A. PENGERTIAN KURIKULUM
Terdapat tiga definisi kurikulum menurut beberapa ahli,
yaitu :
Kurikulum adalah kelompok pengajaran yang sistematik atau
urutan subjek yang dipersyaratkan untuk lulus atau sertifikasi dalam pelajaran
mayor, misalnya kurikulum pelajaran sosial, kurikulum pendidikan fisika (Carter
V. Good dalam Oliva, 191:6)
Kurikulum adalah seluruh pengalaman siswa di bawah bimbingan
guru ( Hollis L. Caswell and Doak S. Campbell dalam Oliva, 1991:6)
Kurikulum adalah sebagai sebuah perencanaan untuk
memperbaiki seperangkat pembelajaran untuk seseorang agar menjadi terdidik (J.
Galen Saylor, William M. Alexander, and arthur J. Lewis dalam Oliva 1991:6)
Telah
dikemukakan bahwa teori kurikulum
mencakup lebih dari pengajaran semata, karena ia diarahkan kepada dua elemen,
yakni perencanaan dan implementasi. Pendidik
tidak hanya mengajar, namun bertindak berdasarkan perioritas-perioritas
tertentu yang telah mereka rencanakan baik secara ekplisit maupun implisit dengan
mendahulukan even pengajaran.
Suatu
teori juga hurus memberikan petunjuk kepada para pendidik, yang menemukan empat
pertanyaan berikut:
1.Apa
yang harus dilakukan di kelas?
2.Siapa
yang harus dimasukkan dalam perencanaan?
3.Bagaimana
kurikulum dapat diimplementasikan?
4.Bagaimana
mengevaluasinya?
B.
TEORI KURIKULUM
1. Franklin Bobbit : kehidupan manusia terbentuk oleh
sejumlah kecakapan, diperoleh melalui pendidikan yakni penguasaan pengetahuan,
keterampilan, sikap, kebiasaan, apresiasi à TUJUAN Kurikulum. Keseluruhan tujuan & pengalaman
menjadi bahan kajian teori kurikulum
2. 1920 : pengaruh pendidikan progresif berkembang
gerakan pendidikan yang berpusat pada anak. Isi kurikulum didasarkan pada minat
& kebutuhan siswa
3. Caswell : konsep kurikulum yang berpusat pada
masyarakat à kurikulum interaktif yang menekankan pada partisipasi
guru
4. 1947 : dirumuskan 3 tugas teori kurikulum :
a. Identifikasi masalah yang muncul dalam pengembangan
kurikulum
b. Menghubungkan masalah dengan struktur yang
mendukungnya
c. Meramalkan pendekatan di masa yang akan datang
5. Ralph W Tyler : 4 pertanyaan pokok inti kajian
kurikulum :
Ø Tujuan
Ø Pengalaman pendidikan
Ø Organisasi pengalaman
Ø Evaluasi
6. 1963 : Beauchamp : teori kurikulum berhubungan erat
dengan teori-teori lain
7. Othanel Smith : sumbangan filsafat terhadap teori
kurikulum (perumusan tujuan & penyusunan bahan)
8. Mc Donald (1964) : 4 sistem dalam persekolahan yakni
kurikulum, pengajaran, mengajar, belajar
9. Beauchamp (1960 – 1965) : 6 komponen kurikulum sebagai
bidang studi (1) landasan kurikulum, (2) isi kurikulum, (3) disain kurikulum,
(4) rekayasa kurikulum, (5) evaluasi kurikulum, (6) penelitian dan pengembangan
10. Mauritz Johnson (1967) : membedakan kurikulum (tujuan)
dengan proses pengembangan kurikulum. Pengalaman belajar merupakan bagian dari
pengajaran
11. Teori
hilda taba ( 1962 ), terfokus pada proses berpikir, teori taba merupakan salah
satu teori ( dari beberapa teori ) yang telah terkonseptualkan secara penuh
dalam bentukl deskriptif dengan cara membenarkan pengunaan teori kurikulum
seperti model teori ralp tyler.
12. Teori
B. F. Skinner ( 1953 ), teori ini berpendapat bahwa laki-laki merupakan suatu
organisme pasif yang ditentukan oleh stimuli dan disuplai oleh lingkungan
eksternal, ( science adn human behaviuor ( 1953 ).
C. FUNGSI TEORI KURIKULUM
Teori
kurikulum merupakan suatu alat disiplin ilmu dengan menentukan orientasi ilmu tersebut,
memberikan kerangka konseptual tentang cara mensistemasi, mengategorisai dan
mengadakan interelasikan data, fakta-fakta menjadi generalisasi empiris sistem
generalisasi, meramalkan fakta-fakta, dan memperlihatkan kekurangan-kekurangan
dalam pengetahuan manusia mengenai disiplin ilmu tersebut. Karenanya, hanya
dengan teori kurikulum saja yang merupakan syarat mutlak mengembangkan
kurikulum sebagai disiplin ilmu.
Menurut
Nasution(1993), terdapat dua pendirian dalam kaitannyadengan fungsi teori
kurikulum tersebut. Pertama , memandang fungsi teori kurikulum sebagai kegiatan
intelektual, misalnya dalam hal memahami hakikat pengalaman dalam pendidikan
dan pengajaran secara internal dan eksternal.
Kedua
: pendirian yang diambil oleh mayoritas para ahli teori kurikulum, yakni dengan
cara mencari berbagai pendekatan rasional mengenai cara-cara atau metode-metode
pencapaian segala tujuan pedidikan dengan mengandalkan data empiris agar dapat
mengvalidasi keunggulan alat-alat tersebut dalam mencapai sasaran yang ada,
sehingga keterkaitan yang kokoh antara teori dan praktik bisa menjadi pegangan
dari pendirian ini.
Teori
kurikulum juga memiliki fungsi yang sangat krusial( penting) yang berhubungan
dengan penyususnan, pengembangan, pembinaan, dan evaluasi kurikulum pada
khususnya dan pendidikan pada umumnya.
Menurut
Subandijah(1993:11) mengungkapkan bahwa ada empat fungsi kurikulum,yakni
Sebagai
pedoman dalam pengambilan keputusan dan memberikan alternatif yang medetail
dalam perencanaan kurikulum.
Sebagai
landasan sistematis dalam pengambilan keputusan,memilih,menyusun,dan membuat
urutan isi kurikulum,
Merupakan
pedoman dalam evaluasi formatif bagi kurikulum yang sedang berjalan,dan
Membantu
mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan seseorang (pengembangan
kurikulum)sehingga merangsang dilakukan riset lebih lanjut.
Kurikulum
harus dikembangkan dan disesuaikan sehingga sesuai dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta masyarakat yang sedang membangun.pengembangan kurkulum harus
berdasarkan pada prinsif-prinsif pengembagan kurikulum yang berlaku.maksudnya
adalah agar hasil pengembangan kurikulum itu sesuai dengan minat,bakat,
kebutuhan perserta didik, lingkungan, kebutuhan daerah, sehingga dapat
memperlancar pelaksanaan pendidikan suatu negara dalam rangka mewujudkan
cita-cita pembangunan dan pendidikan nasional bangsa yang bersangkutan.